IKHWANnul MUSLIMINnawalMUSLIMAT

Rabu, 16 Jun 2010

ISLAM KAFFAH

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Susunan oleh Ikhwan UKMU U, Kuala Lumpur



“Wahai orang orang yang beriman

masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya, dan

janganlah kamu turut langkah langkah syaithan.

Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagimu (2:208)

- Apa yang dimaksudkan oleh ayat di atas adalah pertamanya, tidak semua orang itu beriman. Beriman di sini merujuk kepada kepercayaan seseorang itu tentang adanya/wujudnya Tuhan. Keduanya, tidak semua orang yang beriman itu pula adalah Islam kerana dengan hanya mempercayai adanya/wujudnya Tuhan belum lagi menjadikan seseorang itu Islam. Dan ketiganya ialah tidak semua orang Islam itu pula adalah Islam secara keseluruhannya seperti yang dikehendaki dan dituntut oleh Allah.

- Syaitan yang nyata pula merujuk kepada orang orang yang menentang perintah/kalam Allah yang disampaikan melalui lidah UtusanNya pada sekelian umat manusia. Penentangan boleh jadi samada secara nyata atau tersembunyi. Secara nyata adalah seperti melalui kata-kata dan perbuatan manakala penentangan cara tersembunyi pula adalah penentangan di dalam hati.

- Maka boleh disimpulkan di sini bahawa Islam Kaffah itu merupakan kepercayaan sesorang itu terhadap adanya/wujudnya Tuhan di sisinya dan kepercayaan itu pula hendaklah dibuktikan dengan kata-kata, perbuatan dan juga hati pada diri seseorang itu (Qauli, Fiqli & Qalbi).


“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang orang yang telah diberi Al Kitab

kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka,

karena kedengkian (yang ada) di antara mereka.

Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah

maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisabNya (3:19)”.


- Mula beragamanya sesorang itu hanyalah apabila sudah berada di sisi Allah dan diredhai. Dan agama di sisi Allah itulah yang dikenali sebagai agama Islam. Agama agama yang di sisi nama, di sisi keturunan, di sisi pangkat, di sisi tulisan dan di sisi panggilan bukanlah merupakan agama yang benar di sisi Allah dan diredhai. Hanya apabila seseorang itu telah berada di sisi Allah dan diredhai, maka barulah pada waktu itu orang itu sudah boleh dikatakan sebagai beragama dan agamanya adalah Islam.


- Apabila sudah datang perkhabaran kalam-kalam Allah melalui lidah UtusanNya dan setelah Allah memberikan petunjukNya kepada manusia, maka tidak akan ada sebarang percanggahan pendapat mengenai perintah perintah Allah itu kerana segala perintahNya samada yang disuruh mahupun yang dilarang adalah jelas, benar dan nyata. Hanya orang orang yang mementingkan diri akibat daripada dorongan hawa nafsu, jiwa yang kotor serta hasad dengki sahaja akan menyebabkan berlakunya perselisihan dalam menterjemahkan dan melaksanakan perintah perintah tersebut atau mereka terus memalingkan diri mereka daripada mentaati perintah Allah.


- Sesungguhnya sesiapa yang melanggar kalam kalam Allah dan UtusanNya maka hukumnya kafir dan di neraka jualah tempat yang kekal bagi mereka.


“Wahai orang orang yang beriman,

peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat malaikat yang kasar,

yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan

selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (66:6)


- Adalah menjadi tanggungjawab seseorang itu untuk memelihara dirinya serta kaum keluarganya untuk mentaati segala perintah perintah Allah dan UtusanNya secara keseluruhan (KAFFAH) bagi mengelakkan diri dan kaum keluarga mereka daripada mendapat laknat Tuhan. Neraka adalah tempat bagi manusia manusia yang telah mendurhakai perintah perintah Allah.


“Mereka tidak berhak mendapat Syafaat, kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah (19:87)


- Bagi mengelakkan diri dan kaum keluarga daripada dilaknati Allah maka wajiblah untuk mengadakan Bai’ah (Janji Setia) di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah. Tujuan mengikat Bai’ah di sisi Tuhan adalah untuk mendapatkan Syafaat dari Allah dan dengan Syafaat Allah sahajalah seseorang itu dapat melindungi dirinya daripada dilaknati Allah dan seterusnya terselamatlah dirinya daripada dibakar di dalam neraka. Hanya setelah mengikat Bai’ah di sisi Tuhan, memperkuatkan Bai’ah tersebut dan tidak memutuskannya, maka Allah menjanjikan Syafaat kepada mereka mereka yang taat dan patuh kepadaNya.


“Dan mereka berkata: "Kami sekali kali tidak akan disentuh oleh api neraka kecuali selama beberapa hari saja.

Katakanlah: ‘Sudahkah kamu menerima janji dari Allah

sehingga Allah tidak akan memungkiri janjiNya, ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?’ (2:80)"


- Selepas seseorang itu selesai mengikat Bai’ah dengan Tuhannya, maka adalah menjadi tanggungjawab bagi diri seseorang itu untuk memastikan bahawa kaum keluarganya juga turut serta untuk mengikat perjanjian dengan Tuhan demi untuk memelihara dirinya dan kaum keluarganya daripada siksaan api neraka. Sesungguhnya Allah tidak akan sekali kali memungkiri janjiNya.


“Bahwasanya orang orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah.

Tangan Allah di atas tangan mereka

maka barangsiapa yang melanggar janjinya

niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah

maka Allah akan memberinya pahala yang besar (48:10)”



“Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami

dengan perantaraan Utusan Utusan Engkau.

Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat.

Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji (3:194)”


- Mereka yang telah membuat Bai’ah dengan UtusanNya sesungguhnya mereka juga telah membuat perjanjian dengan Allah. Utusan adalah wakil/perantaraan Allah dalam melaksanakan perlakuan berbai’ah dengan sekelian manusia. Maka mengikat bai’ah dengan Utusan samalah juga dengan mengikat bai’ah dengan Allah SWT


- Barang siapa yang memutuskan Bai’ah yang telah dibuat itu maka sesungguhnya Allah akan menghukum mereka dengan hukuman yang sekeras kerasnya. Tidak ada sebarang kerugian bagi Allah sekiranya hambaNya memutuskan Bai’ah yang telah diperbuat, akan tetapi akibat daripada perbuatannya yang memutuskan janji setia tersebut akan kembali menimpa kepada hambaNya yang fasik iaitu neraka sebagai balasan. Dan kepada hamba hambaNya yang taat dan patuh, yang memegang teguh pada tali bai’ah, memperkuatkan bai’ah tersebut dan tidak memutuskannya, maka Allah menjanjikan Syafaat kepada mereka di Akhirat kelak.


“Wahai orang orang yang beriman, taatilah Allah

dan taatilah Rasul (Nya), dan Ulil Amri di antara kamu.

Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatukembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an)

dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu)

dan lebih baik akibatnya (4:59)


- Allah telah memerintahkan kepada sekelian manusia untuk mentaati Allah, Rasul dan Ulil Amri iaitu pemimpin yang terdiri dari kalangan mereka sendiri. Maksudnya untuk taat kepada Allah, wajiblah taat kepada RasulNya dan untuk taat kepada RasulNya pula, wajiblah taat kepada Ulil Amri (Pemimpin dikalangan mereka sendiri). Maka dengan itu apabila seseorang manusia taat kepada Ulil Amri bermakna taatlah dia kepada RasulNya dan apabila mentaati kepada RasulNya bermakna telah mentaatilah kepada Allah SWT


- Dengan itu pada waktu zaman ketika hidupnya Rasulullah, Muhammad bin Abdullah, Bagindalah yang mengikat Bai’ah dengan sekalian sahabat dan umat. Sesudah wafatnya Baginda, tugas untuk mengikat Bai’ah itu jatuh pula kepada Ulil Amri sehinggalah ke zaman sekarang bersesuaian dengan ayat al Quran seperti yang dibacakan di atas. Sehubungan dengan itu wajiblah manusia itu untuk mencari serta mengikat bai’ah dengan Ulil Amri iaitu pemimpin di kalangan kita sendiri bagi tujuan untuk mengikat janji setia dengan Allah Yang Maha Pemurah.


"Sesungguhnya Allah telah ridha

terhadap orang orang mukmin

ketika mereka berjanji setia kepadamu

di bawah pohon, maka Allah mengetahui

apa yang ada di dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan

kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya) (48:18)


- Allah redha kepada sesiapa yang melaksanakan ikatan Bai’ah denganNya. Apabila Allah telah redha dengan perjanjian tersebut maka seseorang itu bolehlah dikatakan sudah berada di sisi Allah. Maka berada di sisi Allah bermaksud telah beragamalah seseorang itu dengan agama yang sebenar iaitu ISLAM.


- Apabila sudah kembali Islamnya seseorang itu maka Allah akan memberikan ketenangan di jiwa mereka. Allah juga menjanjikan kemenangan yang hampir sebagai balasan kepada hamba hambaNya yang tunduk dan patuh.


“Wahai Bani Israil, ingatlah akan nikmat

Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu,

dan penuhilah janjimu kepada Ku

niscaya Aku penuhi janji Ku kepadamu;

dan hanya kepada Ku kamu harus takut (tunduk) (2:40)


- Allah sentiasa mengingatkan hamba hambaNya agar memenuhi, meneguhkan dan tidak memutuskan bai’ah yang telah dibuat di antara hamba dan TuhanNya. Allah berjanji bahawa jika hambaNya memenuhi janji yang telah dibuat, maka Allah pula akan memenuhi janjiNya kepada hambaNya yang patuh dan taat. Sesungguhnya Allah sekali kali tidak akan memungkiri janjiNya selagi hambaNya masih lagi duduk di dalam kandang kandung Islam Kaffah.

Sekian, Wassalam dari UKMU U


(Ikhwan UKMU U dari Kuala Lumpur adalah penulis ‘BERJANJI SETIA (I)’ dan BERJANJI SETIA (II) yang diterbitkan KHALIFAHhimpass pada April 2010 yang lalu. Sesungguhnya al Quran itu adalah khabar gembira kepada yang beriman dan peringatan takut kepada yang engkar, semogalah para pengunjung mendapat pelajaran yang didatangkan dari Allah SWT, sesungguhnya dengan izinNya jualah segala sesuatu itu. Amin amin amin ya muji basa ilin ya Robbalalamin – ayahIssa)