بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Oleh Bung Rahmat Syawal
KHILAFAH adalah salah satu yang seharusnya dimengertikan oleh semua
Ummat Islam. Rata rata menyatakan pengertian Kholifah itu atas dua maksud :-
Pertama :
Ianya satu sistem kepemimpinan zaman kuno yang sudah tidak relevan lagi dengan
membayangkan pemerintahan raja-raja arab
yang mendiami istana mewah dengan dayang-dayang muda jelita menemani sang raja
yang memerintah secara otoriter. Negarawan dan politisi hari ini mengatakan
pemerintahan semodel ini berarti kembali kezaman dahulu.
Kedua :
Fahaman bahawa setiap diri manusia itu adalah Kholifah Allah di bumi. Kita
membicarakan fahaman yang kedua ini.
Ianya adalah
pemahaman majoriti ummat islam didunia terutama yang menganut faham sufihisme.
Kholifah secara etimologi atau kajian bahasa; Khilafah merupakan mashdar dari
fi’il madhi khalafa, yang berarti: menggantikan atau menempati tempatnya
(Munawwir, 1984:390). Khilafah menurut Ibrahim Anis (1972) adalah orang yang
datang setelah orang lain lalu menggantikan posisinya (Al-Mu‘jam al-Wasîth,
I/251. Lihat juga: Ibn Manzhur, Lisân al-‘Arab, I/882-883) Jadi, menurut
bahasa, khalîfah adalah orang yang mengantikan orang sebelumnya. Jamaknya,
khalâ’if atau khulafâ’.
firman Allah
Swt.:
Berkata Musa kepada saudaranya, Harun,
“Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku.” (QS al-A’raf [7]: 142).
Kata
khalifah dalam bentuk tunggal terulang dua kali dalam Al-Quran, yaitu dalam Al-Baqarah (2) ayat
30 dan Shad (38) ayat 26.
Ada dua
bentuk plural yang digunakan oleh Al-Quran, yaitu:
(a) Khalaif
yang terulang sebanyak empat kali, yakni pada surah Al-An’am 165, Yunus 14, 73, dan Fathir 39.
(b) Khulafa’
terulang sebanyak tiga kali pada surah-surah. Al-A’raf 7:69, 74, dan Al-Naml 27:62.
Keseluruhan
kata tersebut berakar dari kata khulafa’ yang pada mulanya berarti “di
belakang”. Dari sini, kata khalifah seringkali diartikan sebagai “pengganti”
(karena yang menggantikan selalu berada atau datang di belakang, sesudah yang
digantikannya). Al-Raghib Al-Isfahani, dalam Mufradat fi Gharib Al-Qur’an,
menjelaskan bahwa menggantikan yang lain berarti melaksanakan sesuatu atas nama
yang digantikan, baik bersama yang digantikannya maupun sesudahnya. Lebih
lanjut.
Penjelasan
mengenai kata al-khilafah dalam kamus Lisan al-‘Arab :-
1. Al-khalf
: belakang, lawan dari depan (muka)
2. Al-khalaf
: yang datang belakangan sebagai ganti dari yang sebelumnya.
3.
Al-takhalluf : terlambat
4.
Al-khaalif (Jmk: khawaalif) : yang datang terlambat (ketinggalan)
5.
Al-khaliifah : yang terbelakang, yang datang kemudian sehingga terlambat, yang
mengikuti apa yang lebih dahulu, yang menggantikan apa yang lebih dahulu.
Ibn al-Atsir
mengatakan: al-khaliifah (lam panjang) artinya orang yang menggantikan
(menduduki posisi) pendahulunya dan menjalankan fungsi pendahulunya itu. Huruf
ta’ marbuthah disitu adalah untuk tujuan mubalaghah (dan bukan untuk
menunjukkan muannats).
Bentuk
jamaknya ada dua. Pertama, al-khulafaa’ (seperti pada al-zhariif –
al-zhurafaa’). Kedua, al-khalaa-if (seperti pada zhariifah – zharaa-if).
Sementara al-khaalifah (kha’ panjang) menunjukkan ketercelaan seseorang (orang
yang ketinggalan, orang yang banyak khilaf). Oleh karena itu Ibn ‘Abbas
meriwayatkan hadits: “Bahwasanya seorang Arab Badui bertanya pada
Abu Bakr ra.,’Anda khaliifah Rasulullah ?’ Maka Abu Bakr menjawab,’Tidak’.
‘Lalu apakah Anda ini ?’. ‘Saya adalah khaalifah sepeninggal beliau’.
Agaknya jawaban Abu Bakr diatas muncul karena ke-tawadhu’-an dan kefahaman
beliau.
Dari beberapa
keterangan diatas, kita menyimpulkan bahawa makna khaliifah ialah: Pertama,
khaliifah berarti seorang pengganti Allah di muka bumi, dalam rangka menunaikan
amanat-Nya dan menegakkan hukum-hukum-Nya di muka bumi. Ini tidak berarti bahwa
Allah lemah dan tidak berkuasa sehingga perlu bantuan. Bukankah Allah juga menciptakan para
malaikat yang dibebani tugas-tugas tertentu? Sesungguhnya Allah menciptakan
manusia sebagai pengganti-Nya adalah sebagai wasilah sunnatullah bagi kemahaKuasaan-Nya.
Bukankah Allah mengalahkan orang-orang yang ingkar melalui tangan-tangan orang-orang
yang beriman (mujahidin)? Apakah ini berarti Allah tidak mampu membasmi mereka
sendirian? Sebenarnya secara hakiki Allah-lah yang melakukan itu semua, karena
kekuasaan-Nya meliputi segala sesuatu.
“Bukanlah kamu yang memanah ketika kamu
memanah, akan tetapi Allah-lah yang memanah”(QS Al-Anfal:(8)/ 17).
Kedua,
khaliifah berarti pengganti dari yang sebelumnya karena telah tiada, seperti
pada kaum yang menggantikan kaum Nuh dan kaum ‘Aad setelah musnah dihancurkan
oleh Allah. Demikian pula Bani Israil yang menggantikan kaum Fir’aun yang telah
ditenggelamkan. Abu Bakr disebut sebagai khaliifah al-Rasul karena telah menggantikan
Rasulullah sepeninggal beliau. (Sesuai dengan riwayat yang menyatakan bahwa
seseorang berkata pada Abu Bakr,’Wahai khaliifah al-Lah’. Maka beliau
menjawab,’Aku bukan khaliifah al-Lah melainkan khaliifah al-Rasul’.)
Ayat-ayat Allah swt Yang Memuat Kata Al-Khalifah:-
“Dan ketika Tuhanmu telah berkata kepada
para malaikat,’Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalifah di bumi”. (QS
Al-Baqarah : 30).
“Wahai Dawud ! Sesungguhnya Kami telah
menjadikan kamu sebagai seorang khalifah di bumi. Maka hukumilah manusia dengan
haq. Dan janganlah memperturutkan hawa nafsu sehingga ia menyesatkan kamu dari
jalan Allah”. (QS Shaad: 26)
Ayat-ayat Allah Yang Memuat Kata Al-Khala-if
“Dan Dia-lah yang telah menjadikan kalian
(manusia) khalifah-khalifah di bumi, dan telah mengangkat sebagian kalian
diatas sebagian yang lain, untuk menguji kalian atas apa-apa yang Dia berikan
kepada kalian”. (QS Al-An’am: 165)
“Dan sungguh telah Kami hancurkan
generasi-generasi sebelum kalian ketika mereka berlaku zhalim, dan para rasul
telah datang kepada mereka dengan keterangan yang nyata akan tetapi mereka
tidak beriman. Demikianlah Kami membalas kaum yang suka berbuat jahat. Kemudian
Kami telah menjadikan kalian sebagai khalifah-khalifah di bumi sesudah mereka
agar Kami melihat bagaimana kalian beramal”. (QS (QS Yunus: 14)
“Maka mereka mendustakan Nuh, maka Kami
selamatkan Nuh dan orang-orang yang bersamanya dalam sebuah perahu, dan Kami
jadikan mereka sebagai khalifah-khalifah, dan Kami tenggelamkan orang-orang
yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang diberi peringatan”. (QS Yunus: 73) “Dialah yang telah
menjadikan kalian sebagai khalifah-khalifah di bumi. Maka barangsiapa kufur,
niscaya kekufurannya itu akan menimpa dirinya sendiri ….. (QS Fathir: 39)
Ayat-ayat Allah Yang Memuat Kata Al-Khulafa’
“…. Dan ingatlah ketika Dia telah
menjadikan kalian sebagai khalifah-khalifah sesudah kaum Nuh, dan Dia telah
melebihkan perawakan tubuh kalian ….” (QS Al-A’raf: 69)
[ucapan Huud as. kepada kaumnya] “…. Dan
ingatlah ketika Dia telah menjadikan kalian sebagai khalifah-khalifah
sepeninggal kaum ‘Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi …”
(QS Al-A’raf: 74) [ucapan Shalih as.
kepada kaumnya] “Atau siapakah yang memperkenankan do’a orang yang terjepit
apabila ia berdo’a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan, dan yang
menjadikan kalian sebagai khalifah-khalifah bumi (khulafa’ al-ardh) .. “ (QS
Al-Naml: 62)
Ayat-ayat Allah swt Yang Memuat Kata Al-Istikhlaf
“Dan Allah telah menjanjikan bagi
orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang yang beramal shalih,
bahwa Dia sungguh akan meng-istikhlaf mereka (menjadikan mereka sebagai
khalifah) di bumi sebagaimana Dia telah meng-istikhlaf (menjadikan sebagai
khalifah) orang-orang sebelum mereka, dan (janji) bahwa Dia sungguh akan
meneguhkan bagi mereka din yang telah diridhai-Nya bagi mereka …..”. (QS
Al-Nur: 55)
“Berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya.
Dan nafkahkanlah sebagian dari apa-apa yang Dia telah menjadikan kalian
mustakhlaf (yang dijadikan sebagai khalifah) terhadapnya”. (QS Al-Hadid: 7)
“Dan Rabb-mu Maha Kaya dan Yang Memiliki
Rahmat. Jika Dia berkehendak maka Dia akan memusnahkan kalian dan akan
meng-istikhlaf (menjadikan sebagai khalifah) apa yang dikehendakinya setelah
kemusnahan kalian, sebagaimana Dia telah menjadikan kalian dari keturunan kaum
yang lain (sebelum kalian)”. (QS Al-An’am: 133)
“Jika kalian berpaling maka sungguh aku
telah menyampaikan kepada kalian apa-apa (ajaran) yang aku diutus (untuk
menyampaikan)nya kepada kalian. Dan Rabb-ku akan meng-istikhlaf (menjadikan
sebagai khalifah) kaum selain kalian ….”
(QS Huud: 57) “Mereka (kaum Musa) berkata (kepada Musa),’Kami telah
ditindas (oleh Fir’aun) sebelum kamu datang dan sesudah kamu datang’. Musa
menjawab,’Mudah-mudahan Allah membinasakan musuh kalian dan meng-istikhlaf
kalian (menjadikan kalian sebagai khalifah) di bumi, maka Dia akan melihat
bagaimana kalian beramal”. (QS Al-A’raf: 129)
bersambung .....